KETAPANG, KR – Sabtu siang, 24 Mei 2025, suasana hangat dan khidmat menyelimuti rumah dinas Bupati Ketapang. Ruangan sederhana di Pendopo itu mendadak dipenuhi ratusan ibu dari berbagai kelompok pengajian, hadir dengan kerudung warna-warni yang memancarkan semangat kebersamaan. Bukan sekadar berkumpul, mereka datang untuk menjalin kembali tali silaturahmi yang sempat terputus akibat jeda panjang kegiatan keagamaan bersama.
Kegiatan tersebut digelar atas inisiatif Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Ketapang sebagai bentuk nyata dari upaya membangun kembali ruang-ruang interaksi sosial yang selama ini sunyi. Ketua TP PKK Ketapang, Lusia Dewi Nurjana, menyambut para peserta dengan senyum tulus dan semangat membara.
“Tema yang kita usung adalah memperkuat silaturahmi dan ukhuwah Islamiah, serta meningkatkan kesadaran dan partisipasi demi mewujudkan pembangunan yang adil untuk Ketapang yang maju dan mandiri,” ujar Lusia dalam sambutannya.
Tak hanya lantunan doa, gendang hadrah juga menambah khidmat suasana, membaurkan bunyi dan batin dalam satu harmoni pengharapan. Momen itu bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan juga simbol bahwa pembangunan daerah tak hanya berpijak pada aspek fisik semata, namun juga harus menyentuh sisi spiritual dan sosial masyarakat.
Di tengah jalannya kegiatan, Herlina—Ketua Pokja 3 TP PKK Ketapang yang dikenal akrab dengan panggilan Mak Lin—terlihat beberapa kali menitikkan air mata. Ia mengungkapkan rasa haru melihat antusiasme luar biasa dari para peserta.
“Sudah lama sekali kita tidak mengadakan kegiatan seperti ini. Rasa rindunya luar biasa. Seperti pulang ke rumah setelah sekian lama,” katanya dengan suara bergetar.
Mak Lin juga menyampaikan apresiasi tinggi atas kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Ketapang, serta dukungan penuh dari Ketua TP PKK. Menurutnya, sinergi yang terjalin telah mampu merealisasikan banyak hal yang dulu hanya menjadi wacana.
“Ini bukti kerja nyata. Saya bangga,” tuturnya.
Lusia Dewi menambahkan bahwa kegiatan pengajian ini tidak akan berhenti di sini. Ia menegaskan bahwa pengajian bulanan akan menjadi agenda rutin setiap minggu ketiga sebagai sarana untuk terus menjaga kekompakan dan memperkuat nilai-nilai gotong royong.
Di tengah arus modernisasi dan derasnya tantangan pembangunan, kegiatan ini menjadi pengingat bahwa kesejahteraan masyarakat juga harus menyentuh kedamaian jiwa dan keterikatan hati antarsesama.
Pengajian sederhana tersebut memang bukan peristiwa besar dalam kalender pemerintahan, namun bagi banyak warga, ia menjadi penanda dimulainya kembali kehidupan sosial yang bermakna—sebuah harapan baru yang tumbuh dari doa dan kebersamaan.
Post Views : 91 views
KETAPANG, KR – Komisi V DPR RI…
SAMARAHAN, KR – Atlet muaythai asal Balai…
KETAPANG, KR – Pemerintah Kabupaten Ketapang secara…